Ketika langit menutupkan wajahnya, Di sebalik awan hitam, diiringi desiran angin kencang, Petir menyambar, cahya menghilang, Air perlahan turun, deras berbelas. Jemari yang kurasa semakin melemah, Mata berkaca, seakan terbawa, Terbawa oleh hanyut terjangan air bah, Terbawa oleh ribuan semilir angin yang menyanggah, Teman! Kau dimana! Dahulu saat ku bahagia, kau selalu ada, Dahulu, kita selalu tertawa, Tapi kini, aku merindukan suasana itu. Derita, hinaan, dan penjauhan, Hanya sendiri ku rasakan, Dimanakah kalian, Semuanya terbalut oleh keegoisan, Jiwa dan ragaku masih ada, Tapi hatiku hilang dan hancur, Rapuh, lemah kurasa, Jatuh, runtuh semua, Kesunyian, seakan ku tak ada, Kesyahduan seakan ku tlah hilang, Aku membutuhkan kalian! Tapi kemana, harus kucari, Di sebalik lembah, di ujung laut? Di atas langit, atau diinti bumi? Tak ada! Kalian sudah takkan lagi pernah ada, Aku yang hilang merasakan kehilangan. Terjebak ...