“Cinta, memang tak
tahu tempat, kadang bisa hadir dalam kebencian, ketidaksengajaan, hingga kisah
persahabatan juga tak terlewatkan. Cinta tak harus bisa untuk memiliki, hanya
saling berungkap saja, kurasa semuanya sudah sempurna. Cinta, hadir untuk
saling mengisi, walaupun suatu permasalahan juga tak dapat diluputi. Aku cinta,
pada setiap apa yang kau ungkapkan tentang kita. Dalam memori kisah
persahabatan kita yang masih berdimensi dan berjalan seiring jalannya waktu,
telah dihadiri oleh rasa cinta itu sendiri. Aku paham kita saling mencintai,
tapi aku lebih paham bahwa cinta tak harus saling memiliki dalam status untuk
menjaga gengsi, karena persahabatan yang terjalin, itu...itu lebih berharga
dari sepasang kekasih."
Apa kau tak melihatnya? Sebutir embun telah membasahi dedaunan itu Apa kau tak merasa benderang? Saat hanya ada 7 bintang, menerangi langit malam. Dan, seketika itu listrik pun padam. Disana aku berangan, Sebuah kelopak hitam, telah menutupi putihnya kisah, Di gubuk tua itu, aku membuka lembaran baru, Lembaran motivasi, yang diukir suatu puisi. Kata orang, hidupku adalah hidup yang tenang, Suasana hatiku, seperti suasana fajar saat menyapa, Kelam yang akan menuju terang, Tapi semua itu, hanya dusta yang terbelaka, Cahaya surya, sama sekali belum menyusup hatiku, Gelap dan syahdu, kini membuatku rindu sesuatu, Tapi anganku telah menutup jendela hati yang kini membeku, Tak lagi mau, mendengar waktu yang akan segera berlalu. Tachimataru (17 september 2017)
Comments
Post a Comment