Rasa cinta yang bermetamorfosa, Mengambil alih kisah persahabatan yang terperantara, Terperanjat, terikat dari masa kecil yang ternostalgia, Tumbuh diantara aku dan Acida. Saat semilir angin menggetarkan kisah berkain sutra, Berhempaskan embun, dan rintisan air serta petir yang menggema, Rasa itu masih ada, Tapi tersamar, karena penolakan yang berkali ganda. Mereka berharap dipertemukan kembali, Di sela waktu yang selalu berdimensi, Entah kapan itu terjadi, Mungkin, mungkin suatu saat nanti. Saat suaraku sudah merdu, Ketika aku sudah tak lagi canggung. Atau hingga dia, Yang tak lagi demam panggung. Dear, Acida. Terlafal dari arti sebuah rasa. Kini, aku mengikrarkan sukma, Untuk terus mengingat, Kisah-kisah indah bersamanya. *ket: Acida = wanita yang dikagumi Tachima